Senin, 03 Januari 2011

Ziarah Iman bersama Para Kudus:4 Januari

St. Elizabeth Ann Seton, Janda

Elizabeth dilahirkan di New York, Amerika Serikat, pada tahun 1774, dalam sebuah keluarga Anglikan yang saleh. Ayahnya seorang dokter. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berusia tiga tahun. Ayahnya mendidiknya dalam hal kerohanian dan ilmu pengetahuan. Ketika usianya duapuluh tahun, Elizabeth menikah dengan William Seton, seorang saudagar kaya, dan dikaruniai lima orang anak. Beban hidup terasa berat setelah kepergian suaminya. Ia menjadi janda dan harus sendirian memberi hidup dan mendidik kelima orang anaknya yang dididiknya dalam suasana bebas tetapi berdisiplin ketat. Berkat kesaksian hidup dari satu keluarga Katolik, keluarga Filicchi, yang baik budi dan penuh kasih di Italia, Elizabeth merasa sangat tertarik kepada Gereja Katolik yang satu, kudus dan apostolik. Secara khusus, ia terpikat akan kasih Yesus Kristus dalam Ekaristi Kudus. Sekembalinya ke Amerika pada tahun 1805, ia diterima secara resmi dalam Gereja Katolik yang sangat dikaguminya itu. Pada tahun 1809, ia mendirikan Kongregasi St Yosef untuk para suster yang bergerak di bidang pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu. Kongregasinya berkembang pesat hingga beranggotakan 9000 orang suster. Dengan tegas dan lemah-lembut ia memimpin serta membimbing suster-susternya. Para suster menghormatinya sebagai seorang ibu. Perempuan yang penuh dinamika ini wafat dalam damai pada tanggal 4 Januari 1821. Paus Paulus VI memaklumkannya sebagai santa pada tahun 1975.
Renungan:

Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik mempunyai kepenuhan iman dan rahmat. Lembaga keselamatan ini memiliki kebenaran yang utuh, sehingga mempunyai daya tarik dan daya pikat bagi segala yang baik dan suci. Inilah yang dialami St Elizabeth Ann Seton. Melalui Moeder Elizabeth Ann Seton, kepenuhan rahmat itu dibagikan kepada suster-suster dan anak-anak didik mereka. Kepenuhan iman dan rahmat menjadi mahkota bagi Moeder Elizabeth Ann Seton. Beliau dimaklumkan sebagai “Santa” pada tanggal 14 September 1975 oleh Paus Paulus VI.

“Mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya” (Roma 8:30). Apakah kita juga cukup mencintai kebenaran iman dan kekayaan rahmat iman kepercayaan kita? Hendaknya apa yang kita yakini itu dapat kita saksikan ke tengah dunia khususnya kepada lingkungan keluarga dan masyarakat kita sehingga apa yang benar adalah benar dan apa yang salah adalah salah. Kebenaran akan selalu berada di atas segalanya. Satu hal yang jelas dari hidup Santa Elizabeth Ann Seton adalah: menjadi Katolik membuatnya menjadi lebih masuk ke dalam dunia. Ia tidak menyembunyikan kekatolikannya melainkan mewartakannya kepada dunia dengan caranya sendiri.

Dalam masyarakat kita, janda merupakan predikat yang merepotkan, menjadi halangan untuk bisa hidup secara wajar. Macam-macam hal negatif bisa dihubungkan dengan predikat janda. Dibutuhkan kekuatan yang besar untuk mengatasi halangan itu, apalagi untuk dapat membuat sesuatu yang berguna. Kedua hal ini berhasil diatasi oleh St Elizabeth Ann Seton. Semuanya terjadi karena iman yang kuat, doa yang tekun serta ketulusan hati. Semuanya dilakukan dengan kasih. Kasih menaklukkan segala hambatan yang mungkin dihadapi. Inilah contoh hidup seorang beriman. Inilah teladan bagi kita sebagai orang yang menamakan diri Katolik. Inspirasi imannya menjadi contoh dalam kehidupan kita sehari-hari.


sumber:www.indocell.net/yesaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar