Rabu, 19 Januari 2011

Ziarah Iman bersama Para Kudus:20 Januari

St. Fabianus, Paus dan Martir

Paus Fabianus, yang berasal dari Roma, dinobatkan menjadi Paus menggantikan Paus Santo Anterus (235-236) pada tanggal 10 Januari tahun 236. Ia mengatur kembali administrasi Gereja. Umat dibagi dalam tujuh wilayah gerejani yang dipimpin oleh tujuh diakon dengan dibantu oleh tujuh subdiakon untuk mengurus banyak laporan tertulis mengenai para martir. Tetapi Kaisar Gaius Decius (249-251) membangkitkan kembali penganiayaan terhadap umat Kristiani. Bahkan Paus Fabianus juga ditangkap dan dibunuh pada tanggal 20 Januari tahun 250.


Renungan:

Jika seorang ibu tidak memberi dadanya dihisap oleh kehidupan baru, niscaya akan punahlah kehidupan. Jika seorang ayah tidak membiarkan keringatnya dihisap oleh anak- anaknya, maka tidak akan terjadi perkembangan. Adalah tanggung jawab moral orangtua untuk memelihara kemanusiaan. Itu dilakukan dengan segala pengorbanan. Orangtua akan senatiasa dikenang oleh anak-anaknya. Bayangkan, andaikata para penganut iman perdana tidak bersusah-payah, tidak memeras air mata, tidak menumpahkan darah, adakah iman Katolik di bumi ini? Tidak bisa dibayangkan adanya iman Katolik tanpa para martir. Mereka telah mempertaruhkan daya, airmata, darah dan nyawa agar supaya kebaikan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka menyiram bumi Gereja dengan darah dan kemartirannya dan memberi kesuburan dari tahun ke tahun, dari abad ke abad. Kemenangan yang mengalahkan dunia ialah iman. Walau sejarah mencatat penindasan dan aniaya, iman masih terus bertumbuh di bumi. Semangat yang senantiasa dipelihara dalam Gereja adalah spiritualitas kemartiran. Tetapi bukan dengan cara gagah-gagahan untuk memperlihatkan diri sebagai martir, melainkan dengan cara terus berbuat baik, membela kemanusiaan dengan segala resikonya.


sumber:www.indocell.net/yesaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar