Selasa, 18 Januari 2011

Ziarah Iman bersama Para Kudus:19 Januari

St. Marius, Martir

Sekitar awal abad keempat Marius, bangsawan kaya dari Persia, berziarah bersama keluarga: isterinya Marta dan kedua buah hati mereka Audifax dan Abakuh, ke kota Roma. Tujuan ziarah adalah mengunjungi pusat Gereja Kristus dan makam para martir. Sayangnya, mereka tiba di Roma saat situasi gawat, yakni penganiayaan umat Kristen pada awal masa pemerintahan Kaisar Honorius (395-4240). Marius prihatin akan nasib orang-orang Kristen yang meringkuk di penjara-penjara. Ia mengunjungi mereka dan membagi-bagikan harta miliknya kepada mereka agar mereka dapat menyambung hidup. Tetapi karena perbuatannya itu, ia dipandang sebagai lawan dan musuh kaisar. Akhirnya Marius beserta isteri dan kedua anaknya ditangkap sewaktu menguburkan jenazah para pahlawan iman Kristiani di kota abadi itu. Mereka mati sebagai saksi iman yang sama yang mereka kagumi.

Renungan:

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” (Roma 8:35). Umat Paroki Leo Agung, Jatibening, menanggung penderitaan karena rumah ibadatnya dibakar oleh pemuda-pemuda yang tidak bertanggung jawab. Kerusuhan di Situbondo menyebabkan umat Kristen menderita karena gereja-gereja dan sekolah-sekolah Kristen dibakar. Hal serupa terjadi juga di Tasikmalaya: sebuah gereja Kristen Katolik dibakar. Sudah pasti, umat Kristen merasa sedih dan pedih hati. Tetapi perlu dicamkan, penderitaan masa mendatang akan jauh lebih hebat. Bukan lagi gedung gereja, tetapi imanmu akan Yesus Kristus yang hendak dirampas. Imanmu itu lebih berharga daripada emas, perak ataupun tubuhmu sendiri. Iman menyangkut hak asasi. Keyakinan adalah hak-hak dasar kemanusiaan. Kita mesti bersiap menghadapi deraan lebih hebat lagi. Kiranya kita semua berdoa, “Hai langit, turunkanlah Sang Adil dari atas; hai awan, curahkanlah Dia.”

sumber :www.indocell.net/yesaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar