Senin, 24 Januari 2011

Ziarah Iman bersama Para Kudus:25 Januari-Pesta Bertobatnya St Paulus, Rasul

Paulus dilahirkan di Tarsus (Turki Tenggara). Ia seorang Yahudi, namun mewarisi kewarganegaraan Romawi dari ayahnya. Semula namanya adalah Saulus. Ia dididik di Yerusalem oleh Gamaliel, seorang rabbi yang termasyhur, dan termasuk golongan Farisi. Saulus disegani karena fanatisme terhadap Hukum Taurat. Ketika mendengar bahwa di Damsyik banyak pengikut Kristus yang tak mengindahkan Hukum Taurat, ia merasa terpanggil untuk menumpas orang-orang Kristen. Hatinya berkobar-kobar dengan satu tujuan yakni menangkap dan menyeret mereka ke Yerusalem agar mereka mengalami nasib sama dengan Guru mereka. Dalam perjalanan ke Damsyik, tiba-tiba ia disilaukan oleh cahaya ajaib dari langit. Kudanya terhentak dan Saulus terhempas ke tanah, tergeletak tak berdaya. Sayup-sayup terdengarlah suara Kristus, “Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?” “Siapakah Engkau?” Jawab-Nya, “Aku Yesus yang kau aniaya. Bangunlah dan masuklah ke kota. Di sana akan Aku katakan apa yang harus kau perbuat.” Di Damsyik, Saulus dibaptis menjadi Kristen dan namanya diubah menjadi Paulus. Untuk sementara ia hidup menyendiri di Arabia. Sekembalinya ke Damsyik, ia menjadi pewarta Kristus. Pertobatan Santo Paulus terjadi secara tiba-tiba dan istimewa. Dengan penuh semangat ia mengajar orang-orang Kristen. Paulus dikenal sebagai rasul orang kafir karena membaptis orang-orang bukan Yahudi tanpa membebankan adat Yahudi kepada mereka. Ia mengadakan perjalanan rasuli hingga 3-4 kali mengelelilingi dunia untuk menyebarkan Injil dan mendirikan jemaat-jemaat. Untuk memelihara jemaat-jemaat itulah ia menulis surat-suratnya. Paulus ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan dipenggal kepalanya sekitar tahun 67.
Renungan:

Karunia tobat adalah awal hidup berahmat. Tobat menjadi awal satu hidup baru. Tobat merupakan kesempatan beralih dari kehidupan lama ke kehidupan baru. Itulah pengalaman Saulus, yang kemudian bernama Paulus. Sebelumnya, ia adalah seorang pemburu dan penganiaya mereka yang berjalan di jalan Tuhan. Dalam perjalanan ke Damsyik, ia mengalami proses pertobatan. Pengalamannya sangat menantang dan menggetarkan, pengalaman beralih dari semangat lama ke semangat baru. Kemudian semangat baru itu menjiwai seluruh kehidupan dan karyanya. Setiap orang memiliki masalah dan masa lalu. Masa lalu dapat begitu gelap sehingga orang menjadi putus asa dan merasa diri tidak berguna. Inilah pengalaman kegelapan. Tidak ada jalan atau memang ia tidak bisa melihat jalan. Tetapi tenggelam dan meratapi masa lalu adalah satu hal yang tidak bijaksana. Manusia baru diajak untuk melihat masa depan. Masa depan menjanjikan ruang pertobatan dan perbaikan diri. Allah memberi ruang pengampunan bukan hanya secara fisik di kamar-kamar pengakuan yang ada di gedung gereja. Allah memang memberi pintu pengampunan. Jika orang menyesal akan apa yang dilakukan pada masa lalu dan ingin memulai hidup baru, Allah mempunyai pintu untuk itu. Seperti Paulus, tobat kita harus diwujudkan dengan karya nyata guna mengungkapkan sikap tobat kita. Seluruh hidup dibaktikan untuk kehidupan baru. “Bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam Aku

sumber:www.indocell.net/yesaya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar