
Renungan:
St Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus menulis, “Memusatkan perhatian pada perkara-perkara Tuhan supaya kudus tubuh dan jiwamu.” Mengkuduskan tubuh dan jiwa merupakan usaha yang terus-menerus dilakukan dengan disiplin. Disiplin dalam menyangkal diri, memikul salib dan hidup dalam persatuan dan kesatuan dengan Allah yang didasarkan atas hidup doa. Sebelum adanya biara-biara sudah ada perempuan-perempuan yang mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan untuk melayani sesama. Secara perorangan mereka mengucapkan kaul kemurnian dan menjalankan karya kerasulan iman. Pelayanan umat dilakukan dalam bentuk tugas diakonia, perawatan orang miskin dan orang sakit serta karya sosial. Agatha memilih cara hidup demikian. Sewaktu Quintianus mendengar Agatha menolak pinangannya, sang gubernur menjadi murka. Ia merasa dihina seorang gadis jelata yang lemah fisik namun kuat kemauannya. Agatha ditempatkan di rumah seorang pelaeur. Tetapi tidak ada seorang pun yang dapat menaklukkannya. Akhirnya Agatha disiksa dengan keji. Di tengah penderitaannya, St Petrus menampakkan diri untuk mengunjungi, menghibur dan mengobati luka-lukanya. Agatha diguling-gulingkan di atas pecahan kaca dan bara api. Dalam persatuan dengan Allah Tritunggal Kudus ia berdoa: Tuhan, Engkau telah melindungiku sejak masa mudaku. Engkau jugalah yang menjauhkan aku dari cinta duniawi. Kini Engkau mengijinkan aku menang melawan segala siksaan. Tuhan, ke dalam tangan-Mu, kuserahkan jiwaku.”
sumber:http://www.indocell.net/yesaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar