Minggu, 08 Agustus 2010

Senin,9 Agustus (Berjalan Bersama Orang Kudus)-B. Yohanes dari Rieti dan St. Oswaldus, Martir

B. Yohanes dari Rieti


Beato Yohanes hidup pada awal pertengahan abad keempatbelas. Ia mempunyai seorang saudari yang juga kudus, yaitu Beata Lusia dari Amelia. Mereka adalah putera-puteri keluarga Bufalari dari wilayah Umbria, Italia. Yohanes merasakan panggilan kepada hidup religius. Ia tertarik pada Ordo St Agustinus dan ingin menjadi seorang broeder. Yohanes diterima masuk ke dalam ordo dan segera merasa kerasan di sana. Ia senang berdoa dan bermeditasi mengenai Yesus, Maria dan para kudus. Ia belajar bagaimana berbicara kepada Tuhan, Bapa-nya, dan teristimewa ia berusaha mendapatkan kesempatan untuk ikut melayani dalam Misa. Orang banyak dari kota-kota terdekat datang untuk ikut ambil bagian dalam Misa di Gereja St Agustinian. Mereka memperhatikan seorang broeder yang senantiasa ada di sana. Ia begitu damai dan lemah lembut. Broeder Yohanes senantiasa menyongsong kedatangan mereka. Ia membuat mereka serasa di rumah.

Apabila orang-orang datang ke biara untuk mendapatkan pertolongan, Broeder Yohanes ada di sana menyalami dan menyambut mereka. Bagi mereka yang tinggal bermalam, ia akan membawa mereka ke kamar-kamar tamu dan melayani mereka. Ia akan memastikan bahwa mereka mendapatkan makanan, obat-obatan dan segala yang lain yang dapat diberikan biara. Tahun-tahun berlalu. Broeder Yohanes melewatkan kehidupan religiusnya seturut irama jam-jam yang berlalu. Ia teguh dan mantap. Broeder Yohanes tetap penuh sukacita dalam panggilan hidupnya hingga wafatnya pada tahun 1350. Siapapun yang pernah datang ke biara tak heran ketika mukjizat-mukjizat mulai dilaporkan terjadi di makamnya. Broeder Yohanes tak akan membiarkan kematian menghentikannya dari melakukan pewartaan bagi Yesus.

Dengan mengamalkan panggilan hidup Kristiani kita dengan sebaik-baiknya, kita menghadirkan Kristus ke dalam dunia.


St. Oswaldus, Martir

Putera Raja Northumbria ini mengungsi ke Biara Hay sesudah ayahnya gugur dalam suatu pemberontakkan. Oswaldus dibaptis dan beberapa waktu kemudian berhasil merebut kembali kerajaan, bahkan memperluasnya. Dengan bantuan St Aidan, Oswaldus mengkristenkan rakyatnya. Namun Oswaldus harus gugur dalam usia 38 tahun ketika diserang oleh seorang raja kafir. Santo Oswin, keponakannya, menggantikannya sebagai raja dan misionaris. Akan tetapi ia pun kemudian dibunuh oleh Raja Osway.

Renungan:

(1) Realitas kebangkitan dan pentingnya salib. Kebangkitan bukan hanya khayalan melainkan kesaksian Kristus Sendiri yang menghadapi serta menaklukkan kematian dengan kebangkitan-Nya. (2) Misi atau perutusan ke seluruh dunia. Semua orang dipanggil kepada pertobatan dan pengampunan. Tugas Gereja ialah pergi ke seluruh dunia dan mewartakan Injil kepada segala makhluk. (3) Yesus Sendiri akan senantiasa menyertai Gereja melalui Roh KudusNya. Rasul-rasul harus menanti kedatangan Roh Kudus di Yerusalem hingga kekuatan dari surga turun atas mereka. Ada waktunya untuk menantikan Allah dan ada waktunya untuk bekerja bagi Allah. St Oswaldus dengan iman kepercayaannya ikut ambil bagian dalam perutusan Gereja. Bagaimana denganmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar