Selasa, 17 Agustus 2010

17 Agustus-Kemerdekaan Indonesia dan Santo Hyasintus, Pengaku Iman



Berkat rahmat Allah yang Mahakuasa dan didorong oleh keinginan yang luhur, pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaanya. Pernyataan itu timbul dari keyakinan bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan bahwa penjajahan harus dihapuskan dari permukaan bumi. Pada saat itu dicita-citakan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pemerintahan negara berkewajiban memajukan kesejahteraan umum, membina kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Cita-cita itulah yang tertulis dalam mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Kemerdekaan merupakan suatu karunia Allah tetapi juga suatu tugas. Kita dipanggil kepada kemerdekaan, tetapi janganlah kita mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup seturut nafsu. Melainkan hendaklah kita mengabdi dalam cinta kasih dan berbuat baik kepada semua orang.

Renungan:

Kemerdekaan adalah hak, tetapi janganlah kita mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup seturut nafsu. Misalnya, nafsu sombong, angkara murka, marah, tamak, kikir, iri hati, cabul dan malas. Akibatnya, badai krisis moneter dan ekonomi serta ketidakpercayaan melanda, dan penderitaan menerjang bangsa kita sekarang ini. Tetapi kita percaya bahwa Kristus tetap setia. Melalui St. Petrus, Roh Kudus, Roh Kristus dan Gereja, menyerukan ajakan: "Hiduplah sebagai orang merdeka" (1 Petrus 2:16). Banyak putera-puteri Indonesia yang beriman menghayati serta mengamalkan kemerdekaan itu lahir batin 100%. Hidup dijalani untuk memuliakan Allah; pengabdian pada Tuhan diungkapkan melalui pengabdian dalam pelayanan pada keluarga, Gereja, bangsa dan negara. Ia bangga atas salib Kristus seperti diajarkan oleh St. Paulus, "Aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia" (Galatia 6:14). Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus, pohon keselamatan, kehidupan dan kebahagiaan. Kita akan mengalami hidup bahagia di dunia, mati bahagia dan dihantar masuk kerumah Bapa di surga.

Santo Hyasintus, Pengaku Iman

Hyasintus lahir tahun 1185 di Breslan, Silesia, Jerman Timur, dari keluarga bangsawan Odrowaz. Setelah menamatkan studinya, ia ditabhiskan menjadi imam. Karya imamatnya dimulai di Katedral Krakau, Polandia. Pada umur 35 tahun, bersama adiknya Seslaus, Hyasintus menemani uskupnya dalam perjalanan ke Roma.

Kesempatan itu dipakai untuk menemui Santo Dominikus, pendiri ordo Pengkhotbah. Semangat kerasulan dan kemiskinan para biarawan ordo itu sangat mereka kagumi. Pada pertemuan itu, Hyasintus meminta Dominikus agar mengutus beberapa biarawannya untuk mewartakan Injil di Eropa Utara. Permohonan ini tidak dikabulkan karena masalah kekurangan tenaga imam. Secara tak terduga, kedua bersaudara itu meminta Dominikus agar diterima dalam Ordo Pengkhotbah. Dengan senang hati Dominikus menerima kedua bersaudara itu dalam pengakuan ordonya.

Hyasintus bersama Seslaus, meskipun sudah lama bekerja sebagai imam, bersedia menjalani lagi masa novisiat untuk melatih diri dan membentuk diri mengikuti semangat Ordo Pengkhotbah dan semua keutamaan Kristen yang diperjuangkan ordo itu. Setelah mereka mengikrarkan kaul-kaul kebiaraan, Hyasintus dan Seslaus diutus ke Eropa Utara sebagai misionaris Dominikan pertama di wilayah itu.Sebagai perintis Ordo Pengkhotbah di Eropa Utara, kedua bersaudara itu mengalami banyak hambatan dalam karyanya. Namun Tuhan senantiasa menyertai mereka dengan banyak karunia mukzijat. Mula-mula Hyasintus menjelajahi seluruh wilayah Polandia untuk mewartakan Injil. Ia berhasil mentobatkan banyak orang di semua kota. Selanjutnya ia berkotbah di wilayah-wilayah Jerman, Denmark, Swedia, Austria, dan Rusia sampai ke Laut Hitam. Kehidupannya yang sederhana dan suci menjadi pendukung kuat bagi khotbah-khotbahnya dan hal ini berhasil menarik minat banyak pemuda.Pemuda-pemuda dengan rela meneladani Hyasintus dibina untuk menjadi imam-imam Dominikan. Untuk itu Hyasintus mendirikan banyak biara Dominikan di berbagai tempat sebagai pusat pendidikan bagi semua muda yang mau menjadi imam dalam Ordo Dominikan.

Dikatakan bahwa Hyasintus sepanjang hidupnya (72 tahun) tidak pernah mengalami sakit, termasuk penyakit ketuaan dan semua penderitaan lain yang disebabkan oleh usia yang sudah lanjut. Ia akhirnya gugur sebagai seorang ksatria Kristus yang memberi kesaksian iman secara luar biasa. Pada tanggal 14 Agustus 1257, ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 15 Agustus 1257, tepat pada pesta Maria diangkat ke Surga.

sumber :www.indocell.net/yesaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar