Sabtu, 21 Agustus 2010

Minggu,22 Agustus (Berjalan Bersama Orang Kudus)-Peringatan Wajib SP Maria Ratu;Santo Simforianus, Martir

SP Maria Ratu
Pesta Santa Perawan Maria Ratu ditetapkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1954.Peristiwa iman ini melestarikan komemorasi konsekrasi Gereja kudus dan seluruh umat manusia oleh Paus Pius XII kepada Hati Maria yang Tak Bernoda pada tahun 1942, ketika Perang Dunia tengah berkecamuk. Pesta SP Maria Ratu dirayakan seminggu sesudah HR Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga. Santa Perawan Maria kita hormati sebagai Ratu karena Maria adalah Ratu Surga dan Bumi. Kepada Kristus diberikan kemuliaan,kekuasaan dan kehormatan. Maka pantaslah BundaNya beroleh bagian dalam kemuliaan itu. Maria mendampingi Kristus bagai permaisuri mendampingi raja. Marilah kita dengan hati gembira menghormati Maria, Ratu kita,dengan lagu pujian tetapi terlebih lagi dengan laku langkah kita.Adakah kita telah cukup berusaha untuk hidup seturut teladan Maria?

Renungan:

Maria menjadi Ratu karena Putranya adalah Raja Surga dan Bumi. Kuasa Kristus meliputi seluruh dunia dan seluruh alam semesta. Maria menjadi Ratu Surga dan Bumi; itulah salah satu hak istimewa Maria. Ia adalah insan terberkati. Ia mendapatkan segala ganjaran dan berkat rahmat yang dilimpahkan Tuhan kepada segenap para kudus dan para malaikat. Ia mendapatkan segala kemuliaan dengan segala rahmat dan berkat yang iamiliki. Martabat ratu itulah tanda kemuliaanya. Ia memandang wajah Allah sebesar imannya. Terberkatilah engkau sesuai dengan imanmu. Maria mendapatkan segala kebaikan Tuhan. Allah memberi DiriNya kepada setiap orang, tetapi kepada Maria, Allah memberi DiriNya terlebih unggul sesuai dengan pengabdian Maria yang total semasa hidupnya. Ketaatan Maria pada kehendak Allah sungguh sempurna. Sekarang Maria berbahagiadan bersukacita dalam Tuhan.


Santo Simforianus, Martir

Di kota Autun, Prancis pada masa penjajagan Romawi, setiap tahun biasanya diselenggarakan perarakan besar untuk menghormati dewi Cybele.Patung dewi itu diusung mengelilingi kota. Di antara khalayak ramai yang berdiri di sepanjang jalan kota untuk memberi hormat dan sujud-sembah kepada sang dewi yang lewat, ada juga seorang pemuda tak dikenal yang tetap berdiri tegak dengan sikap sinis. Ia tidak sudi memberikan sikap hormat dan sujud-sembah seperti yang dilakukan orang banyak itu. Sikapnya ini menimbulkan pertanyaan dan curiga dalam hati banyak orang. Tak lama kemudian, ia ditangkap dan dihadapkan kepengadilan Prefek kota Autun. Atas pertanyaan Prefek, pemuda itu dengan tegas menjawab: "Namaku Simforianus. Aku seorang Kristen."

Pada waktu itu jumlah orang Kristen sangat sedikit, sehingga tidaklah mengherankan kalau prefek itu tidak memahami maksud kata-kata Simforianus itu. Prefek yang mengira bahwa Simforianus belum mengetahui semua peraturan kaisar, menyuruh orang membacakan peraturan kaisarmengenai penyembahan kepada dewi Cybele. Seusai pembacaan itu,Simforianus dengan lantang berkata: "Semua perintah itu sudah aku tahu,tetapi aku harus lebih menaati perintah Tuhanku Yesus Kristus, Rajasegala raja", selanjutnya untuk menantang sang prefek, Simforianus berkata: "Berikan kepadaku sebuah palu, maka aku akan menghancurkan dewimu itu. Aku mau melihat apakah perbuatanku atas dewimu itu akan mengakibatkan malapetaka besar atas seluruh rakyat kota ini."

Perkataan berani itu menyebabkan amarah hebat sang prefek. Simforianus segera dibelenggu, didera lalu kemudian dipenjarakan. Setelah beberapa hari mendekam di penjara, ia dikeluarkan dan digiring ke tempat pembunuhan. Penderitaan yang hebat yang ditimpakan atas dirinya membuat badannya lemah dan wajahnya pucat pasi. Namun Simforianus tetap girang dan tetap tegak berdiri. Ketika tiba di tempat pembunuhan itu, ibunya berseru: "Vita non tollitur sed mutatur!" yang artinya "Hidup tidak dicabut melainkan hanya diubah!". Simforianus dibunuh dengan menggunakan pedang para algojo kafir. Ia kemudian dihormati sebagai seorang martir Kristus.

sumber:www.indocell.net/yesaya dan www.imankatolik.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar