Rabu, 29 Desember 2010

Santo-Santa (30 Desember)

Santo Sabinus, Uskup dan Martir

Sabinus adalah uskup kota Asisi. Bersama beberapa orang imamnya, ia ditangkap dan dipenjarakan di kala Kaisar Diokletianus dan Maksimianus melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen pada tahun 303. Pengadilan atas diri Sabinus bersama imam-imamnya dan seluruh umatnya ditangani langsung oleh Gubernur Venustian di kota Umbria. Mengikuti kebiasaan yang berlaku pada setiap pengadilan terhadap orang-orang Kristen, Venustian memerintahkan Sabinus bersama imam-imam dan seluruh umatnya menyembah sujud patung dewa Yupiter, dewa tertinggi bangsa Romawi. Mereka harus menyembah Yupiter karena Yupiterlah yang menurunkan hujan dan memberikan cahaya matahari kepada manusia, terutama karena Yupiter adalah pembela ulung kekuasaan Romawi di seluruh dunia.
Mendengar perintah sang Gubernur Venustian, Sabinus tampil ke depan seolah-olah hendak menyembah patung dewa Yupiter. Ia menyentuh patung itu dengan jarinya dan patung itu sekonyong-konyong hancur berkeping-keping dan berserakan di atas tanah. Semua orang yang hadir di situ tercengang keheranan. Melihat keajaiban itu, Venustian marah dan segera memerintahkan agar tangan Sabinus dipotong. Sementara itu imam-imamnya disiksa hingga mati.

Para serdadu yang diperintahkan memotong tangan Sabinus menggiring Sabinus ke hadapan Venustian untuk dihukum. Ketika berada di hadapan Venustian, Sabinus tergerak hatinya oleh belaskasihan atas Venustian yang sudah lama menderita penyakit mata yang membahayakan. Ia berdoa kepada Yesus lalu menyentuh mata Venustian. Seketika itu juga sembuhlah mata Venustian.
Mengalami kebaikan hati Sabinus, Venustian terharu dan melepaskan Sabinus. Ia sendiri pun kemudian bertobat dan minta dipermandikan. Tak lama kemudian Venustian yang sudah menjadi Kristen itu ditangkap dan dipenggal kepalanya oleh kaki tangan gubernur Asisi yang baru. Hal yang sama dilakukan pula atas diri Uskup Sabinus.

St. Thomas Becket, Uskup dan Martir

Thomas Becket dilahirkan pada tahun 1118 di London, Inggris. Sewaktu masih diakon, Thomas menjadi sahabat dan penasehat Raja Henry II dari Inggris. Raja mengusulkan agar Thomas diangkat menjadi Uskup Cantebury. Begitu diangkat menjadi uskup, Thomas langsung menarik diri dari kegiatan politik agar dapat memusatkan perhatian pada hal-hal rohani. Ia membela hak-hak Gereja dari rongrongan raja. Karena tidak mau menandatangani dokumen tentang hak campur tangan pemerintah dalam urusan gerejani, Thomas dituduh tidak setia. Thomas naik banding kepada paus dan melarikan diri ke Perancis. Akhirnya, Thomas diizinkan pulang; tetapi ia tak hendak mengampuni uskup-uskup yang dibebaskan olehnya karena memihak raja, sebelum mereka bersumpah setia kepada paus. Hal ini membuat raja amat murka. Ia menyuruh empat perwira berangkat ke Cantebury untuk membunuh uskup. Thomas sedang merayakan Ibadat Sore dalam katedralnya ketika utusan raja datang. Pesan terakhir Uskup Thomas Becket, “Aku siap menyongsong maut demi Yesus dan Gereja.” Ia wafat pada tahun 1170.
Renungan:

Karena cinta akan Kristus dan Gereja, Thomas menarik diri dari kegiatan politik dan memusatkan perhatian pada urusan Gereja. Sebagai Uskup Cantebury, ia menaruh perhatian besar pada kesejahteraan umatnya, baik rohani maupun jasmani. Karena Henry II mulai mencampuri urusan Gereja, mulai terjadilah perselisihan antara raja dan uskup. Akhirnya Thomas dibunuh saat mengadakan Ibadat Sore di Katedralnya. Segala perbuatan baik selalu memakan kurban. Santo Thomas Becket, doakanlah kami.




sumber:www.imankatolik.or.id dan www.indocell.net/yesaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar