Minggu, 19 Desember 2010

Santo-Santa (20 Desember)

Santo Filigon, Uskup dan Pengaku Iman

Filigon terkenal sebagai seorang pengacara kawakan di kota Antiokia, Asia Kecil, pada abad keempat. Ia terkenal karena pidato-pidatonya yang berapi-api dan keberaniannya membela kliennya di muka pengadilan: Ia tidak pernah kalah dalam semua perkara yang dibelanya. Ia orang jujur dan biasanya tidak bersedia membela orang-orang yang jelas-jelas berbuat salah. Sebagai orang Kristen, ia lebih dikenal karena kesalehan dan perbuatan-perbuatan amalnya. Pada waktu Vitalis, uskup kota Antiokia meninggal dunia, Filigon terpilih menjadi Uskup Antiokia. Pengangkatan Filigon ini menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dalam hal pemilihan calon uskup di antara imam-imam yang ada. Filigon menolak pilihan itu, namun atas desakan umat, ia akhirnya bersedia ditahbiskan menjadi uskup. Sejak itu keahliannya diabdikannya demi kepentingan Gereja dan pembelaan iman para rasul terhadap serangan kaum bidat.

Santo Yohanes Krisostomus memujinya sebagai seorang uskup yang suci, bijaksana, lagi rajin. Ia juga memuji kemurahan hati Filigon dalam memperhatikan kepentingan umatnya. Dalam kamus hidupnya tidak terdapat kata-kata yang menaburkan benih kebencian diantara manusia, seperti: "saya punya" dan "engkau punya'". Miliknya menjadi juga milik orang miskin. Ketenangan jiwanya tidak pernah terganggu oleh kecemasan akan harta benda duniawi; hatinya tiada pernah ke sana. Lima tahun sesudah menjabat uskup, Filigon meninggal dunia.

St. Dominikus dari Silos


Dominikus, seorang anak Spanyol penggembala domba, dilahirkan pada awal abad kesebelas. Ia melewatkan sebagian besar waktunya seorang diri dengan ditemani kawanan dombanya di lembah pegunungan Pyrenees. Di sanalah ia mulai mencintai doa. Segera Dominikus menjadi seorang biarawan, seorang biarawan yang amat baik. Ia diangkat menjadi abbas (artinya pemimpin biara) dan membawa banyak kemajuan bagi biaranya.
Tetapi, suatu hari Raja Garcia III dari Navarre, Spanyol menyatakan bahwa sebagian dari harta milik biara adalah miliknya. St. Dominikus menolak memberikannya kepada raja. Ia berpendapat bahwa tidaklah benar menyerahkan harta milik Gereja kepada raja. Keputusannya ini membuat raja amat murka. Ia memerintahkan Dominikus untuk segera meninggalkan kerajaannya. Abbas Dominikus serta para biarawannya disambut dengan hangat oleh seorang raja lain, Ferdinand I dari Castile. Ferdinand mengatakan bahwa mereka boleh menempati suatu biara tua yang dikenal sebagai biara St. Sebastianus di Silos. Biara ini terletak di suatu daerah yang terpencil dan dalam keadaan rusak parah. Tetapi dengan Dominikus sebagai kepala biaranya, segera saja biara tersebut berubah penampilannya. Malahan, Dominikus menjadikannya sebagai salah satu biara yang paling terkenal di seluruh Spanyol.

St. Dominikus mengadakan banyak mukjizat dengan menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Bertahun-tahun setelah kematiannya, St. Dominikus menampakkan diri kepada seorang isteri dan ibu. Nama wanita itu ialah Yoana, sekarang dikenal sebagai Beata Yoana dari Aza. St. Dominikus mengatakan kepadanya bahwa Tuhan akan mengirimkan seorang anak laki-laki lagi kepadanya. Ketika puteranya itu lahir, Yoana memberinya nama Dominikus sebagai ungkapan rasa syukurnya. Dominikus inilah yang kelak menjadi St. Dominikus yang agung, pendiri Ordo Dominikan.

St. Dominikus dari Silos wafat pada tanggal 20 Desember 1073.

Melalui doa-doanya setiap hari, St. Dominikus membina hubungan yang mesra abadi dengan Tuhan. Luangkan sedikit waktu - meskipun hanya sepuluh menit saja - untuk berdoa setiap pagi, dan bertekunlah dalam doamu itu

sumber:www.imankatolik.or.id dan www.indocell.net/yesaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar